Monday, June 22, 2015

Penyakit Pada Ayam 1

Snot/Coryza

Disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum,
yang saat ini lebih dikenal dengan Avibacterium paragallinarum.
Penyakit ini biasanya menyerang ayam akibat adanya perubahan musim.
Bakteri penyebab snot atau coryza ini memiliki ciri berupa
gram negative, pleomorphic, non motil dan negative terhadap uji katalase.
Biasa menyerang pada unggas umur 18-23 minggu

Dari berbagai referensi yang didapat,
gejala penyakit Snot pada ayam adalah sbb:
  1. ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun
  2. keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas
  3. muka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital
  4. terdapat kerak dihidung
  5. napsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba
  6. ayam mengorok dan sukar bernapas
  7. pertumbuhan menjadi lambat.

Namun perlu diingat bahwa ciri ciri pertama, ayam mengantuk tidaklah bisa dijadikan patokan untuk menyatakan seekor ayam terjangkit penyakit ini. Karena ciri ciri inipun terdapat dipenyakit lain. Namun jika terjadi ngorok, sukar bernafas dan hidung beler merupakan ciri ciri yang lebih standard untuk menyatakan ayam terjangkit Haemophillus gallinarum.

Gejala awal: seringnya bersin bersin
Bagi para peternak, apabila anda melihat ayam anda ketika makan atau minum air kemudian bersin, tidaklah dapat dikategorikan terjangkit penyakit. karena itu seperti sedang keselak pada manusia. Yang dimaksud dengan gejala awal pada penyakit ini adalah seringnya bersin entah itu saat free-range [jalan jalan ditanah] ataupun pada saat tidur malam.

Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan vaksin coryza.
Vaksin coryza tidak membuat ayam kebal terhadap infeksi bakteri coryza melainkan untuk mengurangi gejala dan menurunkan penyebaran dan pelepasan bakteri.

Vaksinasi sesuai dengan anjuran produsen dapat dilakukan dua kali,
yaitu sekali pada umur 6-8 minggu dan
yang kedua diulang 6-8 minggu.
Kemudian, sebelum perkiraan terjadinya kasus coryza yang biasanya menyerang pada umur 16-18 minggu.

Pengobatan
Terdapat beragam cara didalam pengobatan untuk penyakit ini:
Ayam yang telah positif terinfeksi bakteri penyebab coryza
dapat diobati dengan menggunakan antibiotik,
tetapi sebelum melakukan pengobatan maka yang pertama harus dilakukan adalah memisahkan ayam yang terinfeksi dari ayam yang sehat.

Ayam yang terinfeksi, secara individu dapat diobati
dengan menggunakan INTERTRIM LA dengan dosis 0,2 ml/kg berat badan,

sedangkan apabila terjadi outbreak dan seluruh kandang terinfeksi
maka pengobatan secara massal perlu dilakukan dengan
memberikan INTERTRIM-500 ORAL melalui air minum dengan dosis 1 ml : 4 liter,

atau dapat pula dengan menggunakan COTRIMAZINE
dengan dosis 1 gram : 2 liter air minum selama 3 sampai 5 hari.

Sebenarnya cara penularan coryza dapat dicegah dengan mudah
melalui penyemprotan desinfektan secara rutin
menggunakan SPECTARAL, SPECTARAL-25, maupun BENZAKLIN.
atau misalnya pada saat masa inkubasi atau pengobatan
semprot kandang dan lingkungan sekitar kandang dengan
Antisep, Neo Antisep, Medisep, atau Zaldes,
untuk mengurangi populasi bakteri korisa.

Untuk mengembalikan kondisi dan kualitas saluran reproduksi
maka pemberian vitamin E dan selenium berupa
INTROVIT-E-SELEN WS dosis 1 gram : 2 liter dan
INTROVIT AD3E WS dosis 1 gram : 4 liter
selama 5 hari berturut-turut sangat dibutuhkan
sehingga ayam dapat berproduksi secara optimal.

Saat pengobatan berakhir, ayam memang kelihatan sembuh. Namun 1 minggu pasca pengobatan kasusnya bisa muncul lagi. Fenomena ini sudah sering terjadi. Dan jika dianalisis lebih dalam, hal ini bisa disebabkan oleh adanya variasi tingkat keparahan namun tidak ada seleksi dan pemisahan sehingga timbul efek pengobatan yang tidak merata (ada ayam yang sudah sembuh, tapi ada juga ayam yang hanya “kelihatan” sembuh atau belum sembuh total). Saat kondisi tidak optimal, ayam yang “kelihatan” sembuh akan kambuh lagi. Di sinilah pentingnya dilakukan seleksi, isolasi dan pengelompokkan.

serangan korisa yang mucul di kemudian hari akan lebih mudah disembuhkan jika sebelumnya ayam telah divaksin. Meski protektivitas vaksin bakterial korisa tidak selalu bisa 100%, melainkan hanya ≥70% (standar FOHI/ Farmakope Obat Hewan Indonesia), namun vaksinasi tetap penting dilakukan untuk membantu mengendalikan kasus korisa.

Karena vaksin korisa termasuk vaksin inaktif (Medivac Coryza B, Medivac Coryza T, atau Medivac Coryza T Suspension), maka vaksin bisa diberikan pada 3 minggu sebelum umur serangan korisa. Atau sebagai panduan umum, program vaksinasi korisa yang kami sarankan ialah:
1. Ayam pedaging dan pejantan:
Umur 4 hari --> vaksinasi ND aktif + vaksinasi ND-korisa inaktif, atau
Umur 7-14 hari --> vaksinasi korisa inaktif

2. Ayam petelur dan pembibit:
Umur 42-56 hari dan diulangi umur 98-105 hari --> vaksinasi korisa inaktif

Jika di peternakan sangat rawan terjadi kasus serangan korisa, maka vaksinasi ulangan dapat dilakukan 5-6 minggu setelah vaksinasi pertama.




Sources:
  1. http://www.temanc.com
  2. http://www.thepoultrysite.com/diseaseinfo/94/mycoplasma-gallisepticum-infection-mg-chronic-respiratory-disease-chickens/
  3. http://www.jstor.org/stable/1588023?seq=1#page_scan_tab_contents
  4. http://www.situs-peternakan.com
  5. http://ps.oxfordjournals.org/content/77/8/1146.short
  6. http://mazinubersahabat.blogspot.com
  7. http://en.engormix.com/MA-poultry-industry/health/articles/mycoplasma-complicated-chronic-respiratory-t1427/165-p0.htm
  8. https://info.medion.co.id
  9. http://www.portec.com.au/images/L19.pdf